Mockingjay, buku terakhir seri The Hunger Games.
Toe udah baca bukunya. Sama seperti dua buku sebelumnya, isi Mockingjay mengagumkan. Namun memang ada bagian yang tak terlalu Toe suka. Rasanya kesal begitu membaca ending yang tak sampai membekas seperti The Hunger Games dan Catching Fire.
Tapi Toe memang tak tau apa yang ada dalam otak Suzanne Collins selama mengarang buku ini. Yang pasti, jika di filmkan, Mockingjay pasti bisa menarik banyak penonton.
Selamat menikmati... :)
Gangguan mental. Itulah yang sedang dialami Katniss Everdeen saat ini. Bagaimana tidak? Peeta Mellark ditahan di Capitol. Dan rumahnya, distrik 12, di hancurkan oleh Presiden Snow. Satu-satunya yang membuatnya kuat adalah ibunya dan Prim selamat dan berhasil mengungsi ke distrik 13. Keselamatan mereka pun tak lepas dari peran penting Gale. Saat serangan udara, Gale lah yang membawa orang-orang distrik 12 ke hutan. Setelah itu, distrik 13 datang membantu mereka.
Saat itu, semua orang di semua distrik sangat membutuhkan Katniss. Katniss yang berperan sebagai Mockingjay, yang menjadi lambang pemberontakan, harus bisa mengobarkan api pemberontakan dalam skala besar agar bisa menggulingkan pemerintahan Presiden Snow dan Capitol. Namun Katniss sedang terlalu sakit untuk bisa melakukan itu. Dia tak bisa berhenti memikirkan Peeta yang terancam nyawanya di Capitol. Entah apa yang telah di lakukan Capitol yang busuk itu pada Peeta. Dia yakin, mereka tak akan membunuh Peeta dengan cepat. Mereka akan membuat Peeta mati perlahan dan sengsara. Sangat sengsara.
Satu-satunya yang membuat Katniss kembali ke dunia adalah rekaman dari Capitol. Wawancara singkat Caesar Flickerman, bersama pemenang Hunger Games ke-74, Peeta Mellark. Dalam wawancaranya, Peeta meminta semua distrik agar berhenti berperang dan melakukan gencatan senjata. Dari cara bicaranya, mudah sekali untuk tahu bahwa dia berada di pihak Capitol. Namun orang-orang yang masih waras pasti tahu bahwa Peeta bicara begitu di bawah tekanan Capitol. Entah siksaan apa yang telah diberikan padanya sampai-sampai Peeta berada di pihak mereka.
Rekaman itu membuat Katniss senang sekaligus marah. Dia tahu Peeta masih hidup, itu membuatnya senang. Namun kenyataan bahwa Peeta berada dalam genggaman Capitol membuatnya marah. Akhirnya, setelah sekian lama tenggelam dalam dunianya, Katniss mau bergabung dengan para pemberontak. Dia menjadi Mockingjay, dan membuat rekaman-rekaman untuk memperbesar api pemberontakan. Memberi harapan pada orang-orang lemah distrik, bahwa mereka bisa membalik keadaan.
Katniss terjun ke distrik 8. Menyaksikan secara langsung penderitaan mereka disana. Dengan anggota tubuh dan sanak saudara yang tak lengkap. Seolah belum cukup menderita, pesawat Capitol menjatuhkan bom di atas distrik delapan. Katniss berperang dan berhasil menghancurkan pesawat-pesawat itu. Dan dalam rekamannya yang ditujukan pada seluruh Panem, dia bicara dengan amarah yang meledak-ledak. Menunjukkan segala yang sudah dihancurkan Snow, dan menantangnya. Rekaman itu diputar di seluruh Panem kecuali di Capitol. Distrik-distrik mengalami kemajuan berkat rekaman Katniss yang penuh amarah itu. Beberapa distrik bahkan sudah lepas dari Capitol.
Akibat perbuatannya, Capitol mengebom distrik 13. Namun 13 berada jauh di dalam tanah. Terlapisi lapisan baja yang tak akan hancur dengan bom-bom Capitol. Semua warga selamat, dan mereka kembali bergerak. Namun mereka tak benar-benar bergerak karena sang Mockingjay sedang terpuruk. Jelas sekali bahwa dia rindu dan mencemaskan Peeta. Akhirnya, tanpa sepengetahuan Katniss, Gale dan orang-orang 13 menuju Capitol, menyelamatkan Peeta. Mereka juga menyelamatkan para pemenang yang dikurung disana. Johanna, kawan mereka di Hunger Games 75, dan Annie gadis gila kekasih Finnick.
Segera setelah Peeta tiba, Katniss langsung mengunjungi kamarnya. Betapa terkejutnya dia ketika Peeta maju dan mencekik lehernya. Peeta telah berubah. Dokter bilang, Capitol telah membajaknya. Memasukkan racun lebah penjejak padanya dan menanamkan ingatan palsu pada Peeta. Ingatan yang membuat Peeta berpikir bahwa Katniss adalah monster. Mutt ciptaan Capitol yang telah membunuh keluarganya, dan berusaha membunuhnya.
Katniss terpukul karenanya. Namun ia tak bisa mundur. Mockingjay menjadi panutan distrik lain. Jika ia panik dan memilih menyerah, maka mereka kalah dari Capitol. Jadi Katniss berusaha melupakan Peeta. Selamanya.
Capitol sudah berhasil di duduki pemberontak. Memang tidak seluruhnya. Hanya di pinggiran. Pusat kota masih berjalan baik, walaupun Capitol hampir tak bisa mendapatkan semua yang biasa mereka dapatkan tanpa harus susah payah. Ini saat yang bagus untuk menyerang. Gale, Katniss, Finnick, dan orang-orang 13 yang pandai menembak / memanah, dikirim ke Capitol. Peeta dikirim beberapa hari setelahnya untuk membantu.
Terjadi kecelakaan di Capitol yang merugikan mereka. Finnick, dan sebagian pasukan 13 tewas dalam kecelakaan buatan Capitol. Hanya ada dua pilihan. Pertama, kembali ke pos dengan resiko markas mereka akan ketahuan. Kedua, pergi ke tengah kota, mencari Snow dan membunuhnya, dengan resiko keilangan nyawa. Dan mereka mengambil yang kedua.
Capitol masih berjalan seperti biasa. Namun pemerintah sudah menyuruh rakyatnya untuk segera melapor jika melihat pemberontakan. Beruntung mereka bisa berbaur dengan orang-orang aneh disana. Suatu malam, para pemberontak masuk ke Capitol. Presiden Snow menyuruh rakyatnya untuk bergerak ke kota dan bergabung, berlindung pada rumah-rumah yang masih aman. Dia bahkan menawarkan mansionnya untuk dijadikan pengungsian.
Kesempatan bagus. Katniss dan yang lain akan menyusup ke mansion pria busuk itu. Di dalam, mereka akan dengan mudah membunuh Snow. Semua berjalan lancar sampai pemberontak menyerang kota. Katniss tak berani menunjukkan diri, karena menunjukkan dirinya sama saja dengan bunuh diri. Jika dia mati, maka nyawa-nyawa yang melayang tak akan terbalaskan. Dia akan mati namun tidak mati.
Orang-orang Capitol menangkap Gale. Peeta terpisah dengannya. Kini Katniss sendirian. Dalam kebingungan dia berlari menuju mansion Presiden Snow. Ada barikade di depan mansion tersebut. Anak-anak dan remaja meringkuk lemah di depan pintu. Tak ada yang diizinkan masuk. Tentu saja. Mereka bodoh jika mengira presiden yang haus darah itu mau membantu mereka.
Beberapa menit kemudian, pesawat ringan melintas di atas kepala, dan menjatuhkan banyak parasut yang sama seperti yang didapatkan Katniss di arena. Anak-anak langsung menangkapnya. Berharap bisa mendapatkan makanan dan obat-obatan di dalamnya. Namun, lima detik setelah benda itu ada di tangan mereka, benda itu meledak. Menyisakan mayat-mayat yang berterbangan, dan tangisan histeris anak-anak yang ketakutan.
Tak lama setelahnya, barisan dokter dari 13 datang membantu anak-anak yang masih selamat. Seorang gadis bertubuh kecil menarik perhatian Katniss. Rambut pirangnya yang dikepang dua membuatnya langsung bisa mengenalinya sebagai adiknya, Prim. Ketakutan menyelimuti Katniss. Apa yang dilakukan adik kecilnya itu di medan perang ini? Katniss memanggil-manggil nama adiknya. Prim pasti mendengarnya, karena gadis itu menoleh dan balas memanggilnya. Suaranya yang kecil tertelan suara parasut yang meledakkannya. Membuat tubuhnya menjadi serpihan-serpihan kecil.
Kondisi Katniss kembali memburuk. Tak bisa dia bayangkan, adiknya, yang sudah aman dari Hunger Games karena dia menggantikan posisinya, harus tewas dengan cara mengenaskan di depan mata kepalanya sendiri. Rasanya sama saja dengan menonton Prim dalam acara Hunger Games.
Walau masih kacau, Katniss berusaha tegar. Mockingjay itu masih dibutuhkan di Panem. Capitol sudah digulingkan. Yang perlu dilakukan hanyalah menjatuhkan hukuman pada Presiden Snow. Mereka sudah memutuskan untuk membunuh Snow. Dan Katniss mendapat kehormatan untuk melakukannya. Sebelum membunuhnya, Katniss sempat bertemu dengan Snow. Katniss mengincar pria tua itu sejak pertama kali adiknya terpilih di Hunger Games. Kemarahannya bertambah karena kematian Rue dan Cinna, serta siksaannya pada Peeta. Namun dia mulai benar-benar berhasrat untuk membunuhnya setelah kematian Prim. Adik satu-satunya yang paling berharga.
Katniss menyalahkan Snow atas kematian adiknya. Memang tuduhannya di dukung banyak bukti, sehingga Snow nyaris tak bisa mengelak. Nyaris. Karena kenyataannya, dia mulai membalikkan keadaan. Tentang kemungkinan yang menunjukkan 13 lah yang menjatuhkan parasut-parasut itu. Memang mustahil, namun masuk akal. Kini Katniss tak tahu siapa kawan dan siapa lawan.
Para pemenang berkumpul. Orang-orang distrik menuntut sesuatu yang lebih berat dari pada kematian. Tentu saja mereka pikir kematian Snow tak akan cukup untuk membayar semua penderitaan mereka. Akhirnya para pemenang memutuskan untuk menggelar Hunger Games terakhir, dengan pesertanya adalah anak-anak di Capitol. Anak dari orang yang punya kedudukan di Capitol. Peeta tentu saja menolak dengan keras. Dia bilang semua ini harus diakhiri. Namun sayangnya, dia tak punya saran lain yang bisa membayar penderitaan distrik.
Katniss berdiri di undak-undakan di depan mansion Snow. Tepat 10 meter di depannya, Snow berdiri terikat pada balok kayu. Busur dan panah Katniss lurus, menghadap jantungnya. Tinggal lepas, maka Snow akan mati. Namun yang dilakukan Katniss benar-benar diluar dugaan. Dia mengangkat busur, memindahkan sasaran pada detik-detik terakhir. Dia membunuh presiden Coin. Presiden 13 yang kin menjadi Presiden Panem yang baru. Snow tak perlu dipedulikan lagi. Dia jatuh dan terinjak-injak pasukan yang berusaha mengamankan Katniss. Snow mati dalam kubangan darahnya sendiri. Sementara Katniss, dia langsung dibawa ke kamarnya yang dulu, dan di tahan disana.
Entah sudah berapa lama ketika akhirnya Katniss dilepaskan dan dikembalikan ke rumahnya di desa pemenang di ditrik 12, yang entah mengapa tak tersentuh api. Ibunya tak ikut dengan alasan harus bekerja di distrik 4. Namun Katniss tahu, ibunya tak akan pernah mau kembali. Rumah itu hanya akan mengingatkannya pada ayahnya yang tewas di tambang, dan adiknya yang tewas dalam peperangan. Jadi Haymitch lah yang kembali bersamanya. Peeta belum bisa kembali karena kondisinya masih lemah.
Suatu pagi, dia dikejutkan dengan Peeta yang tengah menanam bunga di kebunnya. Bunga yang langsung matanya basah. Bunga Primrose. Bunga yang menjadi asal mula nama adiknya yang sudah tiada. Katniss membiarkan Peeta menanamnya. Setidaknya, bunga itu bisa menjadi pengingat tentang adiknya untuknya. Lagi pula, jika Peeta sudah bisa menanam, berarti dia sudah bisa mengontrol diri dari pembajakan Capitol yang kadang-kadang kambuh dan menguasai dirinya. Selama kambuh, dia akan terus berusaha membunuh Katniss. Namun seiring berjalannya waktu, dia sudah bisa menahan diri. Peeta akan mencengkram lengan kursi dengan sangat kuat ketika hasratnya untuk membunuh Katniss mulai muncul.
Awalnya yang tinggal di 12 hanya ketiga pemenang yaitu Katniss, Peeta, dan Haymitch, ditambah Greasy Sae yang merawat Katniss. Namun makin lama, banyak orang 12 yang kembali. Walaupun sudah berupa puing-puing, ini tetap rumah mereka. Dan mereka akan kembali membangun kota yang hancur ini dengan tangan mereka sendiri.
Akhirnya, Hunger Games benar-benar dihapuskan selamanya. Bersamaan dengan hilangnya Hunger Games, keraguan Katniss untuk menikah pun ikut hilang. Katniss menikah dengan Peeta. Melanjutkan agenda yang sempat tertunda. Walaupun bukan pernikahan mewah ala Capitol, mereka tetap senang karenanya. Tak ada lagi pura-pura. Mereka saling mencintai satu sama lain. Pernikahan mereka menghasilkan dua orang anak. Si sulung, anak perempuan dengan rambut seperti Katniss dan mata biru. Si bungsu berambut pirang ikal seperti ayahnya, dengan mata kelabu seam.
Di sekolah, mereka diberi sedikit pengetahuan tentang Hunger Games yang sudah tak ada. Tentu saja peran penting Peeta dan Katniss tak lepas dari sorotan pelajaran. Saat anak-anak mereka menanyakan perinciannya, Katniss tak menjawab. Anak-anaknya masih terlalu kecil untuk memahami, kecuali mereka masuk dan merasakan sendiri pahitnya Hunger Games. Namun Katniss tahu ia tak menginginkan itu terjadi. Jadi, dia berjanji akan membuka semuanya saat anak-anaknya sedikit lebih besar.
Agar anak cucunya tahu bahwa dulu sekali, ada sebuah permainan. Bukan permainan yang menyenangkan seperti yang selalu mereka mainkan setiap hari. Namun permainan mengerikan yang menjadikan nyawa sebagai taruhannya.